Bahan-Bahan untuk Ujian Testing and Implementation System
Test Granularity mengacuh kepada ketajaman atau ketepatan fokus dari suatu tes. Kesatuan tes yang baik mengijinkan tester untuk memeriksa setiap detail pada level bawah dari internal perusahaan sampai ke sistem. Suatu tes yang memiliki ketajaman yang baik menyediakan beberapa informasi mengenai lingkungan sistem secara umum kepada tester. Test Granularity, white box test, black box test, live test.
White Box Testing, merupakan structural test yang digunakan untuk menemukan beberapa gangguan pada operasi-operasi tingkat bawah seperti yang biasa muncul pada sederatan coding level rendah, skema database, chip dan interface-interface. Struktural tes ini didasarkan pada bagaimana suatu sistem dapat beroperasi. cth struktural test mengidentifikasi database memiliki
kapasitas penyimpanan 80 karakter untuk username, tetapi di field hanya
memperbolehkan 40 karakter yang dapat diisi. structural tes juga terdiri dari
pengetahuan system secara mendetail. Struktural tes juga terdiri dari
pengetahuan structural dari teknik – teknik testing.
Black Box Test, merupakan serangkaian test behavioral yang
biasa digunakan untuk menemukan ganguan –gangguan pada operasi tingkat atas, tingkat – tingkat
istimewa, profil – profil operasional dan scenario pelanggan. Black box tes
merupakan tes fungsional yang didasarkan pada apa yang harus dilaksanakan oleh
system. Behavioral testing terdiri dari pengertian – pengertian aplikasi domain
secara mendetail, masalah – masalah bisnis dapat dipecahkan dan melayani misi –
misi dari system. Behavioral tsting sebaiknya dilakukan oleh tester yang
mengerti desain dari system, berada pada tingkat atas, sehingga mereka dapat
menemukan gangguan – gangguan umum dari beberapa tipe desain secara lebih
efektif. Orang yang mengadakan tes behavioral harus mengerti teknik – teknik
tes behavioral yang khusus supaya dapat lebih efektif menemukan berbagai
gangguan yang ada. Tester behavioral yang baik menggunakan script, permintaan –
permintaan, dokumentasi dan kemampuan – kemampuan tes untuk mengatasi setiap
gangguan yang ada. Tes behavioral yang bagus harus terstruktur dan bermetode
dan dapat mengatasi kelemahan – kelemahan dari system. Behavioral testing
adalah teknik tes yang utama yang harus dilakukan sebuah organisasi.
ISO 9126 mengidentifikasi 6 karakteristik kualitas perangkat lunak utama, yaitu :
- Functionality : kemampuan menutupi fungsi produk perangkat lunak yang menyediakan kepuasan kebutuhan user.
- Reliability : Kemampuan perangkat lunak untuk perawatan dengan level performansi.
- Usability : Kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak.
- Efficiency : Kemampuan yang berhubungan dengan sumber daya fisik yang digunakan ketika perangkat lunak dijalankan.
- Maintainanility : Kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat perubahan perangkat lunak.
- Portability : Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan perangkat lunak yang dikirim ke lingkungan berbeda.
Keuntungan dari Bug Tracking Database :
- Mengkomunikasikan
bug dengan jelas. Laporan kesalahan yang ditulis dengan baik sesuai
standar akan menjelaskan suatu masalah lebih baik daripada menggunakan email
atau catatan biasa.
- Memudahkan
pemantauan dan pencarian bug yang pernah terjadi dengan melakukan penomoran bug
secara otomatis.
- Proses
perbaikan dapat dilakukan berdasarkan prioritas dan efek bug pada sistem.
- Pengelolaan
bug dalam suatu siklus pengelolaan dapat dilakukan dengan lebih baik. Untuk
memantau agas bug yang ada dpt diperbaiki secepat mungkin sesuai dengan
prioritasnya.
- Memberikan
informasi baru bagi pengembang, tester, dan manajer. Bug Tracking Databases
yang dirancang dengan baik akan memberikan gambaran histori yang baik yang
dapat digunakan sebagai referinsi kemudian hari.
-
Sumber
informasi bagi support department
Test plan sangat penting karena biasanya digunakan untuk menentukan prosedur testing dan memastikan expected
result yang
diharapkan dalam
suatu proses testing. Selain itu teat plan merupakan rencana keseluruhan dari
sebuah proses testing dimana didalam teat plan akan dideskripsikan mengenai :
item dalam test, ruang lingkup, pendekatan, resource, jadwal, personel yang
terlibat didalam keseluruhan testing tersebut.
-
Review
: Ketika tester membuat laporan2 kerusakan yang baru pada database bug
tracking, database bug tracking akan mengadakan review sebelum diberikan pada
tim testing.
-
Rejected
: Jika review memutuskan bahwa laporan memerlukan perbaikan yang signifikan,
baik itu memerlukan banyak penelitian dan informasi ataupun perbaikan dari
kata2, reviewer akan menolak laporan tersebut, laporan akan dikembalikan ke
tester yang akan memberikan laporan perbaikan untuk review yang lain.
-
Open
: Jika tester telah menggolongkan dan mengisolasi masalah secara penuh reviewer
akan open laporan tersebut dan mengenalkannya pada masyarakat sebagai masalah2
umum.
-
Assign
: Anggota tim proyek akan menyerahkannya kepada menejer pengembang yang sesuai,
yang menyerahkan masalah2 tersebut kepada pengembang atau yang menyerahkan
masalah2 tersebut ke tim testing untuk penelitian dan isolasi lebih lanjut.
-
Test
: Pengembangan menyediakan masalah2 yang sudah tetap yang kemudian akan masuk
ke wilayah testing. Masalah2 yang pasti muncul pada tes organisasi sebagai
konfirmasi dari testing dan kemunduran testing.
-
Reopened
: Jika ketetapan merusak konfirmasi testing, tester akan membuka kembali
laporan permasalahan. Jika konfirmasi testing sudah tetap tapi terjadi
kerusakan pada kemunduran testing maka tester akan membuka laporan permasalahan
yang baru.
-
Closed
: Jika konfirmasi testing telah ditetapkan, tester akan menutup laporan
permasalahan.
-
Deferred
: Jika anggota dari tim proyek memutuskan sebuah masalah merupakan kenyataan tetapi
memilih penyerahan masalah berada pada prioritas yang bawah, maka masalah akan
ditunda.
Test Escape terjadi dikarenakan kurang
baik akan menyebabkan terjadinya test escape. Test escape dapat terjadi karena
A low fidelity test system, pengujian sistem yang mencakup hampir semua feature
tetapi feature yang sangat penting justru tidak diuji. Biasanya hal ini terjadi
karena engineering yang kurang baik. Kemungkinan yang kedua adalah terjadinya regression
test gap yaitu test case yang tidak mencakup dimana bug ditemukan. Umumnya
ini terjadi karena terbatasnya waktu atau sumber daya.
Berikut adalah Fase Testing (Test Phase) :
-
Unit testing : Terdiri dari beberapa tes pada
serangkaian koding, pada bebrapa ukuran praktek yang membingungkan, biasanya
berupa fungsi atau ilmu computer.
-
Komponen/Subsistem testing : Pada tes ini, tester berfokus
pada masalah masalah didalam serangkaian pemilihan dari system.
-
Integrasi/produk testing : Pada tahap ini, tester melihat
masalah2 yang berhubungan dan interface2 antar komponen dan kelompok2 komponen
didalam system yang terdapat pada tes biasanya pada tingkat kebiasaan.
Intergrasi testing harus terkoordinasi dengan aktifitas integrasi system pada
level proyek.
-
String testing : Merupakan pengetesan terhadap
script2 dan operasional pelanggan.
-
Sistem testing : Selama fase ini, tester menemukan
tipe2 masalah yang berbeda yang terdapat pada system yang bersangkutan dan
diperlukan integrasi yang penuh. Kadang2 tes instalasi dan kegunaan bergantung
pada system dari pelanggan atau end user. System testing terdapat pada area
behavioral pada spectrum testing.
-
User acceptance testing : Pada tahap ini, dilakukan
demonstrasi system untuk melihat apakah system telah berjalan sesuai dengan
permintaan dari user, pada testing ini menggambarkan sesuatu tentang situasi
kontrak, ketika suatu system berhasil diterima oleh user maka system akan
diterima oleh user tersebut.
-
Pilot testing : Pengembangan hardware biasanya
memiliki pilot testing. Pilot testing mengecek kemampuan kumpulan line untuk
memproduksi system yang telah jadi dalam jumlah yang banyak.
Comments
Post a Comment